Dadiah ” Yogurt ala Minangkabau”

 

Dadiah is a traditional milk fermentation product from Bukittinggi. The fermentation process of dadiah milk at a glance resembles Yogurt. Although both are made of milk, but both have different characteristics. One difference is the type of milk used. The dadiah fermentation process takes place spontaneously in a bamboo container. Fermentation lasts for a full day. Then produce a kind of solid cream soft texture and has a sour taste. The longer the fermentation period, the Dadiah produced will be more dense and hardened. While Yogurt which generally requires additional microbial culture as a starter in the fermentation process. Absolute Dadiah can only be made using fresh buffalo milk that has just been milked. The use of other types of milk, such as cow’s milk proved to not produce dadiah. the two products produced also have different characteristics if the yogurt remains liquid but slightly thickens, then dadiah tends to harden.


Dadiah adalah produk fermentasi susu tradisional asal Bukittinggi. Proses  fermentasi susu dadiah sepintas menyerupai Yoghurt.  Meskipun sama-sama terbuat dari susu, tetapi keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Salah satu perbedaannya adalah dari jenis susu yang digunakan.  Proses fermentasin dadiah berlangsung secara spontan dalam wadah bambu. Fermentasi  berlangsung  selama satu hari penuh.  kemudian menghasilkan sejenis krim padat bertekstur lembut dan memiliki cita rasa yang asam. Semakin lama umur fermentasinya, Dadiah yang dihasilkan akan semakin padat dan mengeras. Sedangkan yoghurt yang pada umunya memerlukan tambahan kultur mikroba tertentu sebagai starter dalam proses fermentasinya. Dadiah mutlak hanya dapat dibuat menggunakan susu kerbau segar yang baru diperah. Penggunaan susu jenis lain, semisal susu sapi terbukti tidak akan menghasilkan dadiah. Kedua produk yang dihasilkan pun memiliki karakteristik berbeda jika yoghurt tetap bersifat cair tetapi sedikit mengental, maka dadiah cenderung mengeras.