Silat is a form of self defense in Minangkabau , inherited from generation to generation.Since Minangkabau people love to wonder, they have to have some protection in their journey
The development of silat historically began to be recorded when its spread was much influenced by the spreaders of Islam in the 14th century in the archipelago. At that time martial arts taught together with religious lessons in surau or pesantren. Silat to be a part of spiritual practice. [5] In the culture of several ethnic groups in Indonesia, pencak silat is an integral part of the traditional ceremony. For example Randai dance art is none other than Minangkabau silk movement is often displayed in various events and events Minangkabau adat
Silat Minangkabau (bahasa Minangkabau: silek Minangkabau) adalah seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau memiliki tabiat suka merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau. Untuk merantau tentu saja mereka harus memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari hal-hal terburuk selama di perjalanan atau di rantau, misalnya diserang atau dirampok orang. Di samping sebagai bekal untuk merantau, silek penting untuk pertahanan nagari terhadap ancaman dari luar.
Fungsi dari dilat tersebut ialah :
-
panjago diri (pembelaan diri dari serangan musuh), dan
-
parik paga dalam nagari (sistem pertahanan negeri).