Koto Gadang famous for the center of silver handicraft and songket Minang. Even since the Dutch colonial period, silver and songket Koto Gadang has grown by leaps and bounds. At that time, the craft Koto Gadang often purchased by the wife of the Dutch officials who served in Bukittinggi. The wife is buying crafts weeks to wear and even some that bring back to their home country as souvenirs.
Since 1911 the silver and songket Koto Gadang already have a “brand image” known in the world and has always been the target of foreign tourists who visit this city.
Koto Gadang motif of silver made in various forms such as jewelry, various kinds of clothing accessories, various displays to miniature Minang traditional custom home. KotoGadang silver has a subtle motif, color is not shiny, with such an impression in shades of milky white doff elegant. Lightweight and elegant, when combined with the beautiful songket Koto Gadang and subtle, suitable to attend formal occasions and parties.
Koto Gadang terkenal dengan pusat kerajinan perak dan songket Minang. Bahkan sejak masa kolonial Belanda, perak dan songket Koto Gadang telah tumbuh dengan pesat. Saat itu, kerajinan Koto Gadang sering dibeli oleh istri pejabat Belanda yang bertugas di Bukittinggi. Sang istri membeli kerajinan berminggu-minggu untuk dipakai dan bahkan beberapa yang membawa pulang ke negara asalnya sebagai oleh-oleh.
Sejak 1911 perak dan songket Koto Gadang sudah memiliki “brand image” yang dikenal di dunia dan selalu menjadi incaran wisatawan asing yang mengunjungi kota ini.
Motif perak Koto Gadang dibuat dalam berbagai bentuk seperti perhiasan, berbagai macam aksesoris pakaian, berbagai pajangan hingga miniatur rumah adat Minang. Koto Gadang perak memiliki motif yang halus, warnanya tidak mengkilap, dengan kesan seperti doff putih susu yang elegan. Ringan dan elegan, bila dipadukan dengan songket Koto Gadang yang indah dan halus, cocok untuk menghadiri acara-acara formal dan pesta.